Dzikir boleh dilakukan secara sendiri dan dalam
keadaan sepi, dzikir juga boleh dilakukan secara bersama dan terbuka. Bahkan inilah yang lebih
utama dan agung.
Sebagaimana
dalam hadis Mu'awiyah:
عَنْ مُعَاوِيَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَرَجَ عَلَى حَلَقَةٍ مِنْ أَصْحَابِهِ فَقَالَ
مَا أَجْلَسَكُمْ ؟ قَالُوْا جَلَسْنَا نَذْكُرُ اللهَ وَنَحْمَدُهُ عَلَى مَا
هَدَانَا لِلإِسْلاَمِ وَمَنَّ بِهِ عَلَيْنَا قَالَ آللهِ مَا أَجْلَسَكُمْ
إِلاَّ ذَاكَ ؟ قَالُوْا وَاللهِ مَا أَجْلَسَنَا إِلاَّ ذَاكَ قَالَ أَمَا إِنِّي
لَمْ أَسْتَحْلِفْكُمْ تُهْمَةً لَكُمْ وَلَكِنَّهُ أَتَانِي جِبْرِيْلُ
فَأَخْبَرَنِي أَنَّ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ يُبَاهِي بِكُمُ الْمَلاَئِكَةَ (رواه
مسلم والترمذي والنسائي)
"Rasulullah
Saw keluar menemui sekelompok para sahabat. Beliau bertanya: Apa yang membuat
kalian duduk disini? Mereka menjawab: Kami duduk disini untuk berdzikir kepada
Allah, kami memujinya atas limpahan hidayah agama Islam kepada kami dan telah
memberi anugerah kepada kami. Rasulullah bertanya: Demi Allah, apakah tidak ada
tujuan lain? Sahabat menjawab: Demi Allah kami tidak punya tujuan lain.
Rasulullah bersabda: Saya tadi bersumpah bukan karena berprasangka buruk pada
kalian, tetapi karena Jibril datang kedapaku dan mengabarkan bahwa Allah
mmembanggakan kalian kepada para malaikat" (HR Muslim, al-Turmudzi dan
al-Nasa'i)
Diriwayatkan
dari Abu Hurairah dan Abu Said al-Khudri, mereka bersaksi bahwa:
وَعَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ وَأَبِيْ سَعِيْدِ الْخُدْرِيِّ
أَنَّهُمَا شَهِدَا عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اَنَّهُ
قَالَ لاَ يَقعُدُ قَوْمٌ يَذْكُرُوْنَ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ إِلاَّ حَفَّتْهُمُ
الْمَلاَئِكَةُ وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ وَنَزلَتْ عَلَيْهِمُ السَّكِيْنَةُ
وَذَكَرَهُمُ اللهِ فِيْمَنْ عِنْدَهُ (رواه مسلم)
"Rasulullah
Saw bersabda: Tidak ada sekelompok kaum pun yang berdzikir kepada Allah,
kecuali malaikat akan mengelilingi mereka, rahmat akan menyelimuti mereka,
ketenangan akan datang pada mereka, dan Allah akan menyebutnya di dalam orang-orang
dekatnya" (HR Muslim)
Begitu
pula riwayat dari Anas:
وَعَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ عَنِ
النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اَنَّهُ قَالَ إِنَّ ِللهِ سَيَّارَةً
مِنَ الْمَلاَئِكَةِ يَطْلُبُوْنَ حِلَقَ الذِّكْرِ فَإِذَا أَتَوْا عَلَيْهِمْ
وَحَفُّوْا بِهِمْ ثُمَّ بَعَثُوْا رَائِدَهُمْ إِلَى السَّمَاءِ إِلَى رَبِّ
الْعِزَّةِ تَبَارَكَ وَتَعَالَى فَيَقُوْلُوْنَ رَبَّنَا أَتَيْنَا عَلَى عِبَادٍ
مِنْ عِبَادِكَ يُعَظِّمُوْنَ آلاَئِكَ وَيَتْلُوْنَ كِتَابَكَ وَيُصَلُّوْنَ
عَلَى نَبِيِّكَ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَيَسْأَلُوْنَكَ
ِلآخِرَتِهِمْ وَدُنْيَاهُمْ فَيَقُوْلُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى غَشُّوْهُمْ
رَحْمَتِي فَيَقُوْلُوْنَ يَا رَبِّ إِنَّ فِيْهِمْ فُلاَنًا الْخَطَّاءَ إِنَّمَا
اعْتَنَقَهُمْ اِعْتِنَاقًا! فَيَقُوْلُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى غَشُّوْهُمْ
رَحْمَتِي فَهُمْ الْجُلَسَاءُ لاَ يَشْقَى بِهِمْ جَلِيْسُهُمْ (رواه البزار)
"Sesungguhnya
Allah memiliki malaikat yang berkeliling mencari kelompok-kelompok dzikir. Jika
mereka telah mendatanginya dan mengelilinginya, mereka mengutus pimpinan mereka
ke langit, kepada Tuhan pemilik keagungan. Mereka berkata: Wahai Tuhan kami,
kami telah mendatangi sebagian hamba-Mu yang mengagungkan nikmat-nikmat-Mu,
membaca kitab-Mu, bershalawat kepada Nabi-Mu, Muhammad Saw, meminta kepada-Mu
untuk urusan akhirat dan dunia mereka. Allah berfirman: Naungi mereka dengan
rahmat-Ku. Malaikat berkata: Sesungguhnya dalam kelompok itu ada seseorang yang
banyak berbuat salah dan ia hanya ikut-ikutan saja. Allah berfirman: Naungi
mereka dengan rahmat-Ku. Mereka adalah ahli ibadah yang tak terpengaruh keburukan
orang lain" (HR al-Bazzar)
Diriwayatkan
dari Abu Hurairah:
وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ
النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ ِللهِ مَلاَئِكَةً سَيَّارَةً
فُضَلاَءَ يَلْتَمِسُوْنَ مَجَالِسَ الذِّكْرِ فِي اْلأَرْضِ فَإِذَا أَتَوْا
عَلَى مَجْلِسِ ذِكْرٍ حَفَّ بَعْضُهُمْ بَعْضًا بِأَجْنِحَتِهِمْ إِلَى
السَّمَاءِ فَيَقُوْلُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى مِنْ أَيْنَ جِئْتُمْ وَهُوَ أَعْلَمُ
فَيَقُوْلُوْنَ رَبَّنَا جِئْنَا مِنْ عِنْدِ عِبَادِكَ يُسَبِّحُوْنَكَ وَيُكَبِّرُوْنَكَ
وَيُحَمِّدُوْنَكَ وَيُهَلِّلُوْنَكَ وَيَسْأَلُوْنَكَ وَيَسْتَجِيْرُوْنَكَ
فَيَقُوْلُ مَا يَسْأَلُوْنَنِي وَهُوَ أَعْلَمُ فَيَقُوْلُوْنَ رَبَّنَا
يَسْأَلُوْنَكَ الْجَنَّةَ فَيَقُوْلُ وَهَلْ رَأَوْهَا ؟ فَيَقُوْلُوْنَ لاَ يَا
رَبِّ فَيَقُوْلُ كَيْفَ لَوْ رَأَوْهَا ثُمَ يَقُوْلُ وَمِمَّ
يَسْتَجِيْرُوْنَنِي وَهُوَ أَعْلَمُ ؟ فَيَقُوْلُوْنَ مِنَ النَّارِ فَيَقُوْلُ
هَلْ رَأَوْهَا ؟ فَيَقُوْلُوْنَ لاَ فَيَقُوْلُ فَكَيْفَ لَوْ رَأَوْهَا ثُمَّ
يَقُوْلُ اِشْهَدُوْا أَنِّي قَدْ غَفَرْتُ لَهُمْ وَأَعْطَيْتُهُمْ مَا
سَأَلُوْنِيْ وَأَجَرْتُهُمْ مِمَّا اسْتَجَارُوْنِي فَيَقُوْلُوْنَ رَبَّنَا
إِنَّ فِيْهِمْ عَبْدًا خَطَّاءَ جَلَسَ إِلَيْهِمْ وَلَيْسَ مَعَهُمْ فَيَقُوْلُ
وَهُوَ أَيْضًا قَدْ غَفَرْتُ لَهُ هُمُ الْقَوْمُ لاَ يَشْقَى بِهِمْ
جَلِيْسُهُمْ (رواه مسلم والحاكم واللفظ له)
"Rasulullah
Saw bersabda: Sesungguhnya Allah memiliki malaikat utama yang berkeliling
mencari majlis-majlis dzikir di bumi. Jika mereka mendatangi majlis dzikir,
maka sebagian mereka mengepakkan sayap-sayap mereka ke langit. Allah berfirman:
Darimana kalian? Dan Allah maha mengetahui. Malaikat berkata: Kami dari
hamba-hamba-Mu yang mensucikan-Mu, mengagungkan-Mu, memuji-Mu, bertahlil
kepada-Mu, meminta kepada-Mu dan mencari keselamatan dari-Mu. Allah berfirman:
Apa yang mereka minta? Dan Allah maha mengetahui. Mereka berkata: Wahai Tuhan
kami, mereka meminta surga. Allah berfirman: Apakah mereka melihat surga?
Malaikat menjawab: Tidak, wahai Tuhanku. Allah berfirman: Bagaimana kalau
mereka melihatnya? Lalu Allah berfirman: Mereka minta keselamatan dari apa? Dan
Allah maha mengetahui. Malaikat menjawab: Dari neraka. Allah berfirman: Apakah
mereka melihat neraka? Malaikat menjawab: Tidak. Allah berfirman: Bagaimana
kalau mereka melihatnya? Allah berfirman: Saksikanlah bahwa Aku mengampuni
mereka, Aku memberikan permintaan mereka dan Aku kabulkan permintaan
keselamatan mereka. Malaikat berkata: Wahai Tuhanku, disana ada seorang hamba
yang banyak berbuat salah dan dia bukan kelompok mereka. Allah berfirman: Aku
ampuni dia. Mereka adalah kaum yang tak terpengaruh keburukan orang lain
"(HR Muslim dan al-Hakim, redaksi hadis riwayat al-Hakim)
Imam
Nawawi berkata:
وَقَالَ النَّوَوِيُّ فِي هَذَا الْحَدِيْثِ فَضِيْلَةُ
الذِّكْرِ وَفَضِيْلَةُ مَجْلِسِهِ وَالْجُلُوْسِ مَعَ اَهْلِهِ وَاِنْ لَمْ يُشَارِكْهُمْ
وَفَضِيْلَةُ مُجَالَسَةِ الصَّالِحِيْنَ وَبَرَكَتِهِمْ اهـ
"Dalam
hadis ini terdapat keutamaan dzikir, keutamaan majlis dzikir dan berkumpul
bersama ahli dzikir meskipun tidak sama seperti mereka, juga keutamaan
berkumpul bersama orang sholeh dan berkah mereka"
Hadis
dari Anas bin Malik:
وَعَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ عَنْ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَا مِنْ قَوْمٍ يَذْكُرُوْنَ اللهَ جَمِيْعًا لاَ
يُرِيْدُوْنَ بِذَلِكَ إِلاَّ وَجْهَهُ إِلاَّ نَادَاهُمْ مُنَادٍ مِنَ السَّمَاءِ
أَنْ قُوْمُوْا مَغْفُوْرًا لَكُمْ قَدْ بَدَّلْتُ سَيِّئَاتِكُمْ حَسَنَاتٍ (رواه
احمد والطبراني وابو يعلى)
"Rasulullah
Saw bersabda: Tidak sekelompok kaum pun yang berdzikir semua kepada Allah,
mereka mereka tidak mengharap apapun kecuali ridla Allah, kecuali mereka akan
diseru dari langit: Berdirilah kalian telah diampuni. Aku telah menggantikan
kejelekan kalian dengan kebaikan-kebaikan" (HR Ahmad, al-Thabrani dan Abu
Ya'la)
Dan
hadis riwayat dari Abu Darda':
وَعَنْ أَبِي الدَّرْدَاءِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ
رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَيَبْعَثَنَّ اللهُ أَقْوَامًا
يَوْمَ الْقِيَامَةِ فِي وُجُوْهِهِمُ النُّوْرُ عَلَى مَنَابِرِ اللُّؤْلُؤِ
يَغْبِطُهُمُ النَّاسُ لَيْسُوْا بِأَنْبِيَاءَ وَلاَ شُهَدَاءَ قَالَ فَجَثَّا
أَعْرَابِيٌّ عَلَى رُكْبَتَيْهِ فَقَالَ يَا رَسُوْلَ اللهِ صِفْهُمْ لَنَا
نَعْرِفُهُمْ قَالَ هُمُ الْمُتَحَابُّوْنَ فِي اللهِ مِنْ قَبَائِلَ شَتَّى
وَبِلاَدٍ شَتَّى يَجْتَمِعُوْنَ عَلَى ذِكْرِ اللهِ يَذْكُرُوْنَهُ (رواه
الطبراني)
"Rasulullah
Saw bersabda: Allah akan membangkitkan kaum-kaum di hari kiamat, di wajahnya
terdapat cahaya laksana mutiara, mereka dikerumuni banyak orang, mereka bukan
nabi atau syuhada. Kemudian ada seorang a'rabi (suku pedalaman Arab) datang
dengan melangkah menggunakan lututnya: Wahai Rasulullah, terangkan kepada kami
tentang mereka agar kami mengenalnya. Rasulullah menjawab: Mereka adalah
orang-orang yang saling mencintai karena Allah, mereka dari suku yang berbeda
dan dari negara yang berbeda, mereka berkumpul untuk berdzikir kepada Allah dan
mereka mengingat-Nya" (HR al-Thabrani)
KEUTAMAAN
BERDZIKIR DI MASJID
Dzikir
adalah ibadah yang paling agung, sementara masjid adalah rumah ibadah dan
tempat paling utama. Dzikir di masjid memiliki keistimewaan tertentu karena
kemuliaan masjid, kesuciannya, turunnya malaikat di masjid dinisbatkannya
masjid kepada Allah (Baitullah).
Allah
berfirman:
وَمَسَاجِدُ يُذْكَرُ فِيْهَا اسْمُ اللهِ كَثِيْرًا ﴿40﴾
"Dan
masjid-masjid, yang di dalamnya banyak disebut nama Allah" (Al-Hajj: 40)
Allah
berfirman:
فِي بُيُوْتٍ أَذِنَ اللهُ أَن تُرْفَعَ وَيُذْكَرَ فِيْهَا
اسْمُهُ يُسَبِّحُ لَهُ فِيْهَا بِالْغُدُوِّ وَاْلآصَالِ ﴿٣٦﴾ رِجَالٌ لاَّ
تُلْهِيْهِمْ تِجَارَةٌ وَلاَ بَيْعٌ عَنْ ذِكْرِ اللهِ ... ﴿٣٧﴾
"Bertasbih
kepada Allah di masjid-masjid yang telah diperintahkan untuk dimuliakan dan
disebut nama-Nya di dalamnya, pada waktu pagi dan waktu petang. Laki-laki yang
tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak (pula) oleh jual beli dari mengingat
Allah" (Al-Nur: 36)
Maka
Allah memerintahkan untuk mengagungkan masjid, membaca asma Allah di masjid,
yaitu Lailaha illallah, asma' al-husna atau yang lain, salat di masjid,
belajar-mengajar ilmu agama yang berkaitan dengan Allah, dan sebagainya yang
termasuk dzikir kepada Allah.
Ketika
ada seorang A'rabi datang ke masjid dan ia kencing di dalamnya karena tidak
tahu tentang kehormatan masjid, maka Rasulullah bersabda:
إِنَّ هَذِهِ الْمَسَاجِدَ لاَ تَصْلُحُ لِشَيْئٍ مِنْ هَذَا
الْبَوْلِ وَلاَ الْقَذَرِ إِنَّمَا هِىَ لِذِكْرِ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ
وَالصَّلاَةِ وَقِرَاءَةِ الْقُرْآنِ (اخرجه مسلم)
"Sesungguhnya
masjid ini tidak layak dari kencing dan kotoran. Masjid adalah untuk berdzikir
kepada Allah, shalat dan membaca al-Quran" (HR Muslim)
Dan
yang termasuk dalam kategori di atas adalah salat, mengajar ilmu agama, memberi
mauidhah untuk jamaah dan membimbingnya, dan hal-hal lain yang meliputi dzikir
kepada Allah.
Diriwayatkan dari Abu Said al-Khudri:
عَنْ أَبِي سَعِيْدِ الْخُدْرِيِّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ
رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ يَقُوْلُ اللهُ يَوْمَ
الْقِيَامَةِ سَيَعْلَمُ أَهْلُ اَلْجَمْعِ مَنْ أَهلُ اَلْكَرَمِ فَقِيْلَ وَمَنْ
أَهْلُ اَلْكَرَمِ يَا رَسُوْلَ اللهِ ؟ قَالَ مَجَالِسُ الذكْرِ فِي الْمَسَاجِدِ
"Rasulullah Saw bersabda bahwa Allah berfirman
di hari kiamat: Manusia yang dikumpulkan akan tahu siapa Ahlu al-Karam. Ada
yang bertanya: Siapa Ahlu al-Karam wahai Rasulullah? Nabi menjawab:
Majlis-majlis dzikir di masjid-masjid"
Maka
mereka mendapatkan tiga keutamaan, yaitu fadilah dzikir, fadilah berkumpul
untuk berdzikir dan fadilah dilakukan di masjid. Inilah keutamaan-keutamaan
agung yang diperoleh mereka.
Ayat-ayat
al-Quran dan Hadis-hadis diatas merupakan sebuah dalil tentang keutamaan
berdzikir di masjid, dan masjidlah tempat berdzikir, bahkan masjid adalah
tempat yang paling utama. Maka dianjurkan bagi orang-orang mukmin untuk
memiliki majlis dan halaqah (perkumpulan) dzikir di masjid-masjid untuk
berdzikir bersama.
KEUTAMAAN DZIKIR SECARA KERAS DI MASJID
Telah
diketahui tentang keutamaan dzikir dan berkumpul untuk dzikir bersama, serta
keutamaan dzikir di masjid. Jika melakukan dzikir di masjid dengan suara keras,
maka ini adalah keutamaan di atas keutamaan yang lain.
Diriwayatkan
dari Salman:
عَنْ سَلْمَانَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَامَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَعْنِي عِنْدَ نُزُوْلِ قَوْلِهِ تَعَالَى وَاصْبِرْ
نَفْسَكَ مَعَ الَّذِيْنَ يَدْعُوْنَ رَبَّهُم بِالْغَدَاةِ وَالْعَشِيِّ يُرِيْدُوْنَ
وَجْهَهُ وَلاَ تَعْدُ عَيْنَاكَ عَنْهُمْ تُرِيْدُ زِيْنَةَ الْحَيَاةِ
الدُّنْيَا وَلاَ تُطِعْ مَنْ أَغْفَلْنَا قَلْبَهُ عَن ذِكْرِنَا وَاتَّبَعَ
هَوَاهُ وَكَانَ أَمْرُهُ فُرُطاً (الكهف ٢٨) يَلْتَمِسُهُمْ حَتَّى أَصَابَهُمْ
فِي مُؤَخِّرِ الْمَسْجِدِ يَذْكُرُوْنَ اللهَ فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْحَمْدُ ِللهِ الَّذِي لَمْ يُمِتْنِي حَتَّى
أَمَرَنِي أَنْ أَصْبِرَ نَفْسِي مَعَ قَوْمٍ مِنْ أُمَّتِي مَعَكُمُ الْمَحْيَا
وَمَعَكُمُ الْمَمَاتُ (رواه ابو الشيخ)
"Rasulullah
Saw berdiri, yakni saat turunnya ayat: 'Dan bersabarlah kamu bersama-sama
dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan
mengharap keridhaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka
(karena) mengharapkan perhiasan kehidupan dunia ini; dan janganlah kamu
mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta
menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas' (al-Kahfi:
28). Beliau mencari para sahabat dan akhirnya menemukan mereka di bagian belakang
masjid sedang berdzikir kepada Allah. Kemudian Rasulullah Saw bersabda: Segala
puji bagi Allah yang tidak mematikan aku hingga memerintahkan aku untuk
bersabar bersama kaum dari umatku. Bersama kalian hidup dan bersama kalian
mati"[9] (HR Abu Syaikh 'Ibnu Hibban')
Dan
yang dimaksud dengan doa disini adalah dzikir, sebagaimana dikutip oleh
al-Alusi dalam tafsirnya.
Begitu
pula riwayat Tsabit al-Bannani:
وَعَنْ ثَابِتٍ (الْبَنَّانِي) قَالَ كَانَ سَلْمَانُ فِي
جَمَاعَةٍ يَذْكُرُوْنَ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ قَالَ فَمَرَّ النَّبِيُّ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَكَفُّوْا فَقَالَ مَا كُنْتُمْ تَقُوْلُوْنَ فَقُلْنَا
نَذْكُرُ اللهَ يَا رَسُوْلَ اللهِ قَالَ قُوْلُوْا فَاِنِّي رَأَيْتُ الرَّحْمَةَ
تُنْزَلُ عَلَيْكُمْ فَأَحْبَبْتُ أَنْ أُشَارِكَكُمْ فِيْهَا ثُمَّ قَالَ
الْحَمْدُ ِللهِ جَعَلَ فِي أُمَّتِي مَنْ أُمِرْتُ أَنْ أَصْبِرَ نَفْسِي
مَعَهُمْ (رواه احمد في الزهد) .
"Salman
berada dalam kelompok yang berdzikir kepada Allah Azza wa Jalla. Kemudian Nabi
Saw lewat, maka mereka berhenti (dari kegiatannya). Rasul bertanya: Apa yang
kalian ucapkan? Kami menjawab: Kami berdzikir kepada Allah, wahai Rasulullah.
Nabi bersabda: Baca dzikir tersebut! Sebab aku melihat rahmat diturunkan pada
kalian, maka saya senang bergabung dengan kalian. Kemudian Nabi bersabda: Segala
puji bagi Allah yang telah menjadikan umatku sebuah kelompok yang aku
diperintahkan untuk bersabar bersama mereka"[10] (HR Ahmad dalam kitab
al-Zuhud).
(قَالَ الشَّيْخُ
اِسْمَاعِيْلُ) "وَكَانَ هَذَا الذِّكْرُ جَهْرًا بِقَرِيْنَةِ قَوْلِهِ
"فَكَفُّوْا" وَقَوْلِهِ "مَا كُنْتُمْ تَقُوْلُوْنَ" وَقَدْ
اَقَرَّهُمُ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى مَا كَانُوْا
يَقُوْلُوْنَ وَاَثْنَى عَلَيْهِمْ فَدَلَّ ذَلِكَ عَلَى تَشْرِيْعِهِ فِي
الْمَسَاجِدِ جَهْرًا وَفَضْلِهِ الْعَظِيْمِ"
(Syaikh
Ismail berkata) "Dzikir di atas dilakukan dengan suara keras, dengan bukti
kalimat 'mereka berhenti' dan kalimat 'apa yang kalian ucapkan'. Dan Nabi Saw
benar-benar menyetujui atas dzikir yang dibaca oleh para sahabat, juga
memujinya. Maka ini menunjukkan disyariatkannya dzikir di masjid-masjid secara
keras dan mengandung keutamaan yang agung."
Dalil
lainnya adalah diperbolehkannya melantunkan syair di dalam masjid, jika dalam
syair tadi mengandung pujian yang benar, petuah-petuah, etika, atau ilmu-ilmu
yang bermanfaat. Melantunkan syair ini sudah pasti dengan suara keras dan
berkumpul bersama. Hassan bin Tsabit telah benar-benar melantunkan syair-syair
pujian kenabian di masjid di hadapan Rasulullah Saw dan para sahabat.
Diriwayatkan
dalam Sahih al-Bukhari bahwa:
وَفِي صَحِيْحِ الْبُخَارِيْ اَنَّ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ
مَرَّ فِي الْمَسْجِدِ وَحَسَّانُ يُنْشِدُ فِيْهِ الشِّعْرَ فَلَحِظَ اِلَيْهِ
فَقَالَ كُنْتُ أُنْشِدُ فِيْهِ وَفِيْهِ مَنْ هُوَ خَيْرٌ مِنْكَ ثمَّ الْتَفَتَ
إِلَى أَبِي هُرَيْرَةَ فَقَالَ أَنْشُدُكَ بِاللهِ أَسَمِعْتَ رَسُوْلَ اللهِ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ أَجِبْ عَنِّي اللَّهُمَّ أَيِّدْهُ
بِرُوْحِ الْقُدُسِ قَالَ نَعَمْ.
"Umar lewat di masjid sementara Hassan membaca
syair. Hassan melirik kepadanya dan berkata: Saya membaca syair di masjid, dan
di dalamnya ada orang yang lebih baik daripada anda. Kemudian Umar menoleh ke
Abu Hurairah, lalu bertanya: Saya bersumpah untukmu demi Allah, apakah kamu
mendengar Rasulullah bersabda: Kabulkan saya, Ya Allah, kokohkan Hassan dengan
malaikat Jibril? Abu Hurairah menjawab: Ya, saya mendengarnya"
Jika
mengeraskan suara di dalam masjid dengan melantunkan syair saja diperbolehkan,
maka dengan berdzikir kepada Allah lebih utama untuk diperbolehkan. Namun
diperbolehkannya mengeraskan dzikir di masjid tidak secara mutlak, tetapi
sekira tidak mengganggu kepada orang yang sedang salat, terlebih salat wajib,
karena sebuah hadis yang artinya: 'Janganlah orang yang membaca al-Quran
mengganggu orang yang salat.
Sebagaimana
orang yang membaca al-Quran, orang yang berdzikir juga tidak boleh mengganggu
orang salat. Jika dzikir yang dibaca tidak sampai mengganggu orang yang salat
karena jaraknya yang jauh, atau suaranya tidak terlalu keras, dan sebagainya,
maka boleh mengeraskan dzikir.