Minggu, 10 Maret 2013

PARADIGMA SANTRI HARI INI



Akhir-akhir ini jika diperhatikan banyak para santri atau pelajar yang sebenarnya mereka itu telah bersungguh-sungguh dalam mencari ilmu, tapi banyak dari mereka tidak mendapat manfaat dari ilmunya, yakni berupa pengalaman dari ilmu tersebut dan menyebarkannya. Hal itu terjadi karena cara mereka menuntut ilmu telah keliru, dan syarat-syaratnya mereka tinggalkan. karena, barangsiapa salah jalan, tentu tersesat tidak dapat mencapai tujuan. Belum lagi di jaman globalisasi ini, pemikiran generasi penerus telah jauh dari harapan orang tuanya. Mereka hanya memikirkan dirinya sendiri dengan mengabaikan tujuan awal mereka dipondokkan oleh orang tuanya. Ini disebabkan tidak lain karena sebagian besar mereka terpengaruhi oleh lingkungan, terpengaruhi oleh teknologi atau pengaruh oleh hubungan pertemanan. Saatnya para generasi muda santri, mulai membuka mata, membuka hati dll untuk memikirkan masa depan yang cukup panjang bagi santri kedepane. Supaya kelak santri itu sendiri bisa merasakan manfaatnya pada saat pulang dari pesantren dan bisa mengabdi ke masyarakat secara utuh dengan dasar lillahi ta’ala.
Ada yang perlu diperhatikan dalam dunia pesantren, yaitu: tindak tanduk (uswatun khasanah) guru atau kyai. Di dalam kitab Ta’lim Mutta’allim diterangkan bahwa banyak santri yang telah bersungguh-sungguh menuntut ilmu namun santri itu tidak bisa merasakan buahnya ilmu (manfaatnya) “فلما رأيت كثيرا من طلاب العلم فى زماننا يجدون إلى العلم ولايصلون”. Yang tersirat didalam studi kasus ini adalah terletak si santri itu sendiri, entah itu dikarenakan kurang bisa menghormati kyai dalam berinteraksi, bisa juga dikarenakan melakukan tindakan yang mana tindakannya dapat menyebabkan kyai kurang ikhlas atau kurang ridho. Jika dilihat secara seksama, saat ini minim ada santri yang memahami konteks ini malah sering melakukan yang bersumber dari paradigma yang keliru seperti yang telah disebutkan diatas.
Perlu digaris bawahi bahwa untuk mendapatkan ilmu yang bermanfaat dan barokah itu tidak lain harus didasari dengan jiwa yang ikhlas kemudian ditopang dengan usaha yang tidak putus asa untuk mengejar harapan serta tidak lupa menjaga tingkah laku yang baik (akhlak) terhadap Kyai, kolega atau lingkungan pesantren. Semoga kita semua bisa mencapai ilmu yang manfaat serta mendapat barokahnya sehingga bisa menciptakan dari pesantren untuk masyarakat.

واحد سليمان

Tidak ada komentar:

Posting Komentar