Akhir-akhir ini jika diperhatikan banyak para santri atau pelajar
yang sebenarnya mereka itu telah bersungguh-sungguh dalam mencari ilmu, tapi
banyak dari mereka tidak mendapat manfaat dari ilmunya, yakni berupa pengalaman
dari ilmu tersebut dan menyebarkannya. Hal itu terjadi karena cara mereka
menuntut ilmu telah keliru, dan syarat-syaratnya mereka tinggalkan. karena,
barangsiapa salah jalan, tentu tersesat tidak dapat mencapai tujuan. Belum lagi
di jaman globalisasi ini, pemikiran generasi penerus telah jauh dari harapan
orang tuanya. Mereka hanya memikirkan dirinya sendiri dengan mengabaikan tujuan
awal mereka dipondokkan oleh orang tuanya. Ini disebabkan tidak lain karena
sebagian besar mereka terpengaruhi oleh lingkungan, terpengaruhi oleh teknologi
atau pengaruh oleh hubungan pertemanan. Saatnya para generasi muda santri,
mulai membuka mata, membuka hati dll untuk memikirkan masa depan yang cukup
panjang bagi santri kedepane. Supaya kelak santri itu sendiri bisa merasakan
manfaatnya pada saat pulang dari pesantren dan bisa mengabdi ke masyarakat
secara utuh dengan dasar lillahi ta’ala.
Ada yang perlu diperhatikan dalam dunia pesantren, yaitu: tindak
tanduk (uswatun khasanah) guru atau kyai. Di dalam kitab Ta’lim Mutta’allim
diterangkan bahwa banyak santri yang telah bersungguh-sungguh menuntut ilmu
namun santri itu tidak bisa merasakan buahnya ilmu (manfaatnya) “فلما رأيت كثيرا من طلاب العلم فى زماننا يجدون إلى العلم
ولايصلون”. Yang tersirat
didalam studi kasus ini adalah terletak si santri itu sendiri, entah itu
dikarenakan kurang bisa menghormati kyai dalam berinteraksi, bisa juga
dikarenakan melakukan tindakan yang mana tindakannya dapat menyebabkan kyai
kurang ikhlas atau kurang ridho. Jika dilihat secara seksama, saat ini minim
ada santri yang memahami konteks ini malah sering melakukan yang bersumber dari
paradigma yang keliru seperti yang telah disebutkan diatas.
Perlu digaris bawahi bahwa untuk mendapatkan ilmu yang bermanfaat
dan barokah itu tidak lain harus didasari dengan jiwa yang ikhlas kemudian
ditopang dengan usaha yang tidak putus asa untuk mengejar harapan serta tidak
lupa menjaga tingkah laku yang baik (akhlak) terhadap Kyai, kolega atau
lingkungan pesantren. Semoga kita semua bisa mencapai ilmu yang manfaat serta
mendapat barokahnya sehingga bisa menciptakan dari pesantren untuk masyarakat.
واحد سليمان
Tidak ada komentar:
Posting Komentar