Selasa, 05 Maret 2013

PRINSIP-PRINSIP PENDIDIKAN DIPESANTREN



 Pesantren adalah tempat bermukimnya para santri. Dunia pesantren mirip dengan akademi militer atau dalam arti yang berdiam dipesantren mengalami sebuah totalitas dalam beraktifitas kepesantrenan. Sedangkan pesantren lebih tepatnya bisa dikatakan sebagai subkultur dari masyarakat Indonesia, ini merupakan sebuah keunikan dinegeri Indonesia yang mana banyak sekali terdapat sebuah Pondok Pesantren.
Ada tiga elemen utama yang menjadikan pesantren sebagai sebuah subkultur: Pertama, pola kepemimpinan pesantren berada diluar kepemimpinan pemerintahan desa. Kedua, literaturnya universalnya yang terus terpelihara selama bertahun-tahun dan Ketiga, sistem nilainya sendiri yang terpisah dari  yang diikuti oleh masyarakat luas.

Kepemimpinan kyai dipesantren sangat unik, artinya masih mampu mempertahankan ciri-ciri pramodern, sebagaimana hubungan pemimpin-pengikut yang didasarkan atas sistem kepercayaan dibandingkan hubungan patron-klien yang semu, kepemimpinan ini sering didapat dalam masyarakat secara umum. Para santri mempercayai kepemimpinan kyai-nya karena santri masih percaya dengan barokah yang didasari oleh konsep emanasi dari para sufi. Betapapun pentingnya sisi kepemimpinan kyai ini, beliau tetap berkaitan dengan masalah bagaimana sang kyai memelihara hubungan kepemimpinan dengan masyarakat luas dan koleganya.
Secara padegogik, ini berarti segi paling penting dari pendidikan tercapai: suatu bimbingan yang terarah disiapkan oleh sang kyai kepada para santrinya. Sedangkan kader-kader militer mempunyai cita-cita untuk menjadi jenderal dimasa yang akan datang, begitu juga dengan santri, ia bercita-cita menjadi kyai dimasa mendatang, tanpa memandang besarnya pengorbanan fisik dan finansial yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut. Dari sudut hubungan kyai dan santri, kepemimpinan kyai meletakkan kerangka berfikir untuk melaksanakan kewajiban menjaga ilmu pengetahuan agama. Aspek sangat penting dari kepemimpinan kyai ini kerap diabaikan dalam usaha-usaha memodernisasi pesantren. Oleh karena itu, maka sungguh penting mengikutsertakan fokus atas peran padegogik kyai ini dalam kajian-kajian lebih lanjut mengenai pesantren.
Elemen dasar ketiga dari pesantren adalah sistem nilainya sangat unik. Betdasarkan pada ketaatan terhadap ajaran Islam dalam praktik sesungguhnya, sistem nilai ini tidak dapat dipisahkan dari elemen-elemen dasar lainnya, yaitu kepemimpinan kyai dan literatur universal yang digunakan oleh pesantren. Implementasi hukum-hukum yang ada dikitab klasik secara total dalam kehidupan sehari-hari, baik oleh kyai maupun oleh santrinya merupakan sebuah legetimasi yang tak bisa terbantahkan.
Peranan pesantren telah menjawab tantangan-tantangan masa lalu di Indonesia dengan sukses. Sementara sistem pondok sebagai penginapan sufi (zawiyah). Dengan ini menunjukkan bahwa pesantren di Indonesia menunjukkan kemampuan unik untuk menanggapi dengan cara yang lebih kompleks daripada semata-mata menolak bentuk pendidikan yang berupa sekolah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar