Pesantren adalah tempat bermukimnya para santri. Dunia pesantren
mirip dengan akademi militer atau dalam arti yang berdiam dipesantren mengalami
sebuah totalitas dalam beraktifitas kepesantrenan. Sedangkan pesantren lebih
tepatnya bisa dikatakan sebagai subkultur dari masyarakat Indonesia, ini
merupakan sebuah keunikan dinegeri Indonesia yang mana banyak sekali terdapat
sebuah Pondok Pesantren.
Ada tiga elemen utama yang menjadikan pesantren sebagai sebuah
subkultur: Pertama, pola kepemimpinan pesantren berada diluar
kepemimpinan pemerintahan desa. Kedua, literaturnya universalnya
yang terus terpelihara selama bertahun-tahun dan Ketiga, sistem
nilainya sendiri yang terpisah dari yang
diikuti oleh masyarakat luas.
Kepemimpinan kyai dipesantren sangat unik, artinya masih mampu
mempertahankan ciri-ciri pramodern, sebagaimana hubungan pemimpin-pengikut yang
didasarkan atas sistem kepercayaan dibandingkan hubungan patron-klien yang
semu, kepemimpinan ini sering didapat dalam masyarakat secara umum. Para santri
mempercayai kepemimpinan kyai-nya karena santri masih percaya dengan barokah
yang didasari oleh konsep emanasi dari para sufi. Betapapun pentingnya sisi
kepemimpinan kyai ini, beliau tetap berkaitan dengan masalah bagaimana sang
kyai memelihara hubungan kepemimpinan dengan masyarakat luas dan koleganya.
Secara padegogik, ini berarti segi paling penting dari pendidikan
tercapai: suatu bimbingan yang terarah disiapkan oleh sang kyai kepada para
santrinya. Sedangkan kader-kader militer mempunyai cita-cita untuk menjadi
jenderal dimasa yang akan datang, begitu juga dengan santri, ia bercita-cita
menjadi kyai dimasa mendatang, tanpa memandang besarnya pengorbanan fisik dan
finansial yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut. Dari sudut hubungan
kyai dan santri, kepemimpinan kyai meletakkan kerangka berfikir untuk
melaksanakan kewajiban menjaga ilmu pengetahuan agama. Aspek sangat penting
dari kepemimpinan kyai ini kerap diabaikan dalam usaha-usaha memodernisasi
pesantren. Oleh karena itu, maka sungguh penting mengikutsertakan fokus atas
peran padegogik kyai ini dalam kajian-kajian lebih lanjut mengenai pesantren.
Elemen dasar ketiga dari pesantren adalah sistem nilainya sangat
unik. Betdasarkan pada ketaatan terhadap ajaran Islam dalam praktik
sesungguhnya, sistem nilai ini tidak dapat dipisahkan dari elemen-elemen dasar
lainnya, yaitu kepemimpinan kyai dan literatur universal yang digunakan oleh
pesantren. Implementasi hukum-hukum yang ada dikitab klasik secara total dalam
kehidupan sehari-hari, baik oleh kyai maupun oleh santrinya merupakan sebuah
legetimasi yang tak bisa terbantahkan.
Peranan pesantren telah menjawab tantangan-tantangan masa lalu di
Indonesia dengan sukses. Sementara sistem pondok sebagai penginapan sufi (zawiyah).
Dengan ini menunjukkan bahwa pesantren di Indonesia menunjukkan kemampuan unik
untuk menanggapi dengan cara yang lebih kompleks daripada semata-mata menolak
bentuk pendidikan yang berupa sekolah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar